Kelompok Wanita Tani Aisyah

Jorong Patamuan, Nagari Talu,

Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat

Kode Pos : 23361 Email : Kwtaisyahtalu@yahoo.co.id/

phy_poo@yahoo.co.id

http://kwt-aisyah.blogspot.com

Senin, 31 Januari 2011

Tata Cara Penobatan Raja " MALEWAKAN GALA"
           Penobatan/pengangkatan raja lebih dikenal dengan sebutan "Malewakan Gala" merupakan upacara adat yang sakral yang melibatkan semua komponen dan lapisan masyarakat, karena itu upacara ini disebut juga "baralek gadang".

Prosesi Penobatan/Malewakan :
I. Persiapan "Malewakan Gala" pucuak adat adalah alek anak nagari, secara adat masing-masing datuk dan pangulu sudah punya tugas masing-masing. Meskipun demikian tetap di bentuk panitia dengan menambah tenaga pelaksana. gotong royong merupakan kegiatan-kegiatan yang menjabarkan partisipasi seluruh anak nagari melaksanakan alek. kegiatan-kegiatan dalam menyonsonsong upacara telah di mulai 9 (sembilan) hari menjelang hari H, antara lain :
A. Maanta 
    Anak Nagari Talu dipimpin datuak atau pangulu masing-masing kampung mengantarkan keperluan baralek gadang ke Koto Dalam (Pusat Pemerintahan Raja). Hantaran adalah beras, kelapa, bumbu, sayuran, ayam dan kambing. Hantran masing-masing kampung berbeda sesuai dengan kemampuan masing-masing. Hantaran diarak mulai dari kampung masing-masing menuju Koto Dalam di meriahkan canang, bansi, pupuik, biola dan gendang. Rombongan ada yg berjalan kaki ada yg menggunakan mobil berkonvoi. Semua hantaran di terima "mamak Tuo" Koto Dalam beserta panitia dalam upacara adat.
B. Manompi Bareh 
    Ibu-ibu mewakili hampir seluruh kampung berkumpul di Koto Dalam untuk membersihkan beras dengan "manompi" beramai-ramai, lebih kurang 40 oarng ibu-ibu menyelesaikan tugas dalam sehari. Beras sudah siap di masak.
C. Bagimba 
    Bagimba adalah acara-acara gembira berupa perlombaan-perlombaan dan kesenian selama 5 (lima) hari untuk memeriahkan acara upacara pada hari H. Perlombaan tarik tambang, layang-layang, dan pacu goni. Tarik tambang anak, umum dan ibu-ibu antar suku menggambarkan acara dalam /koridor  adat. Perlombaan layang-layang terbuka untuk umum.Mamanjat batang pinang setiap hari satu batang pinang. Tiap grup mewakili suku. kesenian terdiri dari ronggeng, rabab, saluang, bansi dan gambus setiap malam bergantian. Selama 5 hari ini kegiatan menjelang hari H, panitia dan tamu-tamu dijamu makan yang disebut juga "Alek Randam".
D. Manjopuik
    a. Manjopuik dunsanak nan tigo, Daulaik Parik Batu, Tuanku Rajo Sontang, dan Rajo Bosa beserta dengan yg   dipertuan Kinali.
    b. Manjopik 3 Puti dari induak ilia, induak tangah,dan induak mudiak.
    c. Manjopuik Andiko nan Onam Boleh beserta Bundo Kanduang 
E. Ziarah ke makam Tuanku Bosa yang terdahulu
  1. Tuanku Bosa I, Maharaja diraja pendiri pemerintahan adat Talu, dimakamkan dikuburan Pangka Sapek
  2. Tuanku Bosa II, Panjang Pulu Mato dimakamkan dikuburan Godang. Kuburan beliau bertingkat 7 yang menggambarkan waktu itu baru 7 andiko dibentuk. Diatas kuburan 7 tingkat ini tumbuh pohon yang bercabang tujuh pula. Padahal diatas kuburan Tuanku Bosa I pohon yang sama tumbuh tanpa cabang sampai setinggi ± 10 M.
  3. Tuanku Bosa III, bergelar Tuanku Sundatar, dimakamkan di Sundatar Lubuk Sikaping.
  4. Tuanku Bosa IV.Godang Hiduang dimakamkan dikuburan Godang.
  5. Tuanku Bosa V Kociak Bunyi, dimakamkan dikuburan Godang
  6. Tuanku Bosa VI Durian Tanjung dimakamkan dikuburan Godang
  7. Tuanku Bosa VII Orang Tuo Jarung, dimakamkan dikuburan Godang.
  8. Tuanku Bosa VIII Sutan Jamin dimakamkan di kuburan Aie Tabik. 
  9. Tuanku Bosa IX, Sutan Soru Alam dimakamkan di pemakaman Aie Tobik.
10. Tuanku Bosa X, Sigigi. Tumbuh gigi sejak lahir, memerintah tahun 1871 s/d 1874. Wafat tahun 1874 dimakamkan dipemakaman Aie Tobik.
11. Tuanku Bosa XI Mandak dimakamkan dikuburan Gadang Kapunduang.
12. Tuanku Bosa XII Tangiang.dimakamkan dikuburan Gadang Kapunduang
13. Tuanku Bosa XIII Iskandar Zulkarnaini  dumakamkan di kuburan gadang kapunduang.
G. Arak-arakan pakaian kebesaran dari kediaman Tuanko Bosa ke Rumah Gadang tempat upacara.
II.Prosesi Penobatan "Malewakan Gala"
A. Tamu memasuki  tempat upacara melalui jembatan"titian rajo" dengan prosesi : Dentuman bodia sitengga dan tabuah larangan, pangulu godang berikut bundo kanduang, dan silek galombang, dengan siriah di carano. mambari tau anak nan baduo Dt. Bandaro Sati dan Dt. Sati mengajak seluruh tamu memasuki tempat upacara melalui titian rajo dan medan nan bapaneh manuju balairung tempat upacara. Khusus Andiko nan anam lansung memasuki rumah gadang tempat upacara penobatan. Dalam iring-iringan yg padat tersebut terlihat 2 payung kuning mamayungi 2 pucuak adat yg hadir, yaitu Rajo Sontang dari Cubadak dan Rajo Bosa dari Sundata.
B. Acara Penobatan.
Dimulai dengan pasombahan dari Mamak Tuo Koto Dalam kepada Bandaro bahwa persiapan sudah selesai, acara penobatan dapat dimulai. bandaro mengawali dengan pasombahan kepada hadirin dan tuanku Bosa, memaparkan upacara adat. menurut historis dan persiapan-persiapan telah rampung. Bandaro mempersilahkan Majo Sadeo menyiapkan pakaian kebesaran dan mempersilahkan Tuanku Bosa berdiri mengambil tempat. Upacara penobatan terdiri dari 4 kegiatan, yaitu :
    1. Pemakaian Baju kebesaran dan salempang oleh Majo Sadeo.
    2. Pemakaian Keris oleh Majo Endah.
    3. Pemakaian Saluak olaeh Sandaran Rajo dan
    4. Sambah dari Andiko , pangulu dan anak nagari dipimpin oleh Bandaro kepada Tuanku Bosa. Acara di akhiri dengan balasan sombah dari Tuanku Bosa. Setelah itu Andiko anam boleh dan pangulu keluar menuju balairung untuk bersama seluruh hadirin menunggu rombongan Tuanku Bosa.
C. Upacara Malewakan.
Tuanku Bosa bersama Bundo Kanduang dan Mamak  Tuo menuju balairung tempat upacara  malewakan  dengan prosesi jongga jonggi, malintang Rajo, Penabuh Canang, disonsong silek galombang. Setelah Tuanku Bosa dan rombongan duduk dipelaminan didampingi seluruh andiko dan pangulu, acara malewakan dimulai. Acara dimulai dengan laporan panitia, pembacaan ayat suci Al-Quran dan pasambahan Sandaran Rajo atas nama Induak nan Barompek mempersilahkan Tuanku Bosa mambacokan pidato adaik. Tuanku Bosa membacakan pidato adaik yg berisi ikrar untuk memuliakan adat, meningkatkan akhlak dan budi pekerti serta rencana meningkatkan kesejahteraan anak nagari. Upacara diakhiri dengan pembacaan doa menutup seluruh rangkaian upacara yang dilanjutkan dengan makan beradat khusus tamu di balairung. Musik gambus menyemarakkan acara penutupan penobatan dan malewakan ini dengan kemudian Tuanku Bosa diarak keliling Nagari Talu.
Disadur dari : rangtalu.net
NAGARI TALU

Talu merupakan sebuah nagari, ibu kota kecamatan Talamau di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Menurut Madjoindo dan Batuah (1956) Talu adalah salah satu tepatan dari Pagaruyung disamping tepatan- tepatan lainnya. Terbentuknya nagari Talu mengikuti proses nagari nan ampek :

  1. Sri Maharajo dirajo dari Pagaruyung membuat taratak dipertemuan Batang Tolu dengan Batang Poman.
  2. Taratak berkembang menjadi dusun atau kampung.
  3. Dusun/kampung berkembang menjadi Koto disebut Koto Dalam.
  4. Setelah memenuhi syarat baampek suku, bapandan pakuburan , babalai bamusajik, bakorong bakampuang dan lain- lain berkembang menjadi nagari. 
Talu merupakan daerah rantau dengan rajo sebagai pucuk adatnya sesuai dengan pepatah minang "luhak ba panghulu, rantau bajaro". Rajo sebagai pucuk adat Nagari Talu adalah Tuanku Bosa dengan sistem pemerintahan Koto Piliang "Manitiak dari ateh" . Sistem pemerintahan yang berpusat pada pimpinan, diungkapkan:
nan babarih nan bapaek 
nan baukua nan bacoreng 
titiak dari ateh, turun dari tanggo 
tabujua lalu, tabalintang patah

 Wilayah daulat Tuanku Bosa disebut Kabuntaran Tolu yang jauh lebih luas dari wilayah Nagari Talu saat ini. Wilayah Kabuntaran Talu adalah :
  • Utara berbatas dengan Teluk Rantau/ Rajo Sontang
  • Selatan berbatasan dengan Wilayah Daulat Parit Batu
  • Timur berbatasan dengan Sundatar
  • Barat berbatasan dengan Muara Kiawai dan wilayah Daulat Parit Batu
Dalam perkembangannya wilayah kabuntaran Talu menyusut dengan terbentuknya nagari Kajai dan Sinuruik. Sekarang wilayah Tuanku Bosa disebut Salingka Nagari Talu yang luasnya persis sama dengan nagari Talu. Kajai terbentuk dengan kesepakatan 2 rajo badunsanak disebut “sako dari Daulat Parit Batu, pusako dari Tuanku Bosa“.
Kalau dulunya batas Kabuntaran Talu dengan langgam Pasaman di Sungai Abuak (rambut), setelah itu Tuanku Bosa berbatas dengan Kajai di Jembatan Panjang. Sedangkan dengan Sinurut belum pemah disebut ungkapan seperti dengan Kajai, sampai sekarang disebut “tangguak duo karuntuang ciek“. Namun batas nagari sesuai dengan batas pemerintahan yang sudah dibuat sejak pemerintahan Belanda. Dulu Kabuntaran sekarang disebut Salingka Nagari Talu dengan batas- batas sebagai berikut :
  • Utara dengan Nagari Sinurut / Teluk Rantau
  • Selatan dengan Nagari Kajai / Daulat Parit Batu
  • Barat dengan Muaro Kiawai
  • Timur dengan Sundatar
Pada saat sekarang ini Rajo pucuak adat Nagari Talu adalah dr Fadlan Maalip SKm, Tuanku Bosa XIV yang mulai saat penobatannya sampai sekarang ini penuh dengan konroversi.
Disadur Dari :  mozaikminang.wordpress/2009/10/17
                       Madjoindo, Dt dan Batuah, Ahmad Dt, 1956. Tambo Minang Kabau. Balai Pustaka. Jakarta

Minggu, 30 Januari 2011

KWT-aisyah dalam kisahnya
KWT ini pada awalnya merupakan keprihatinan sang ketua melihat masyarakat yang banyak meminjam uang dengan sistem bunga, padahal dia tahu ada bantuan dari pemerintah dalam hal pinjaman yang tak berbunga. Berusaha untuk membantu masyarakat terlepas dari riba yang begitu menjerat inilah sang ketua berusaha mengumpulkan beberapa orang untuk membuat suatu kelompok dengan harapan nantinya bisa mendapat bantuan dana pinjaman tak berbunga dari pemerintah. Pada awalnya banyak orang yang menertawakan kelompok ini. Banyak yang tak suka dengan kelompok ini, namun sejalan dengan waktu semakin banyak orang yang percaya pada kelompok ini. Pada awalnya hanya beranggotakan beberapa orang saja kemudian bertambah menjadi 35 orang dan sekarang telah berjumlah 81 orang. Kedepan kelompok ini akan semakin besar..Insyaallah. Agar tidak memberatkan masyarakat, uang masuk kelompok ini sebesar Rp. 2000,- yang digunakan untuk membeli stempel, buku2, dan keperluan kelompok lainnya. Uang simpanan sukarela hanya sebesar Rp. 10.000, dan uang simapanan wajib perbulan sebesar Rp. 1000,-. Pada saat ini uang simpanan kelompok inilah yang dipergulirkan dipinjamkan kepada anggota dengan pinjaman sebesar uang yang ada dan tidak lebih dari Rp.300.000,- biar bisa beberapa anggota yang meminjam. Anggota yang meminjam memiliki kewajiban untuk mencicil pinjaman selama 10 minggu tanpa ada bunga. Misalkan anggota meminjam Rp. 300.000,- maka setiap minggu harus membayar sebesar Rp.30.000,-, pembayaran biasanya dilakukan setiap hari jumat bersamaan dengan acara pengajian kelompok dan acara "julo-julo". Proses pembayaran tiap minggu ini bertujuan agar dana tetap bergulir dan anggota yang lain bisa ikut meminjam. Pada proses pelunasan pinjaman tidak ada bunga, namun bila ada yang dengan sukarela membayar melebihi uang yg dipinjam akan dicatat sebagai SEDEKAH dan akan dimasukkan ke kas yang nantinya juga akan dapat dipinjam oleh anggota. Setelah pengajian biasanya Bapak PPL akan memberikan ilmu tentang pertanian, misalnya tentang cara pemupukan, cara pemberantasan hama,dll. Anggota diberikan kesempatan untuk bertanya dan mengungkapkan masalah mereka mengenai pertanian dan akan dijawab oleh bapak PPL. Pada awalnya, kelompok ini hanya mengharapkan bantuan dana pinjaman tak berbunga dari pemerintah yang diharapkan akan cair tahun 2011 ini, namun dalam perjalanannya kelompok ini yang dapat dibilang "kelompok tani yang aktif" mendapat bantuan dari pemerintajh dalam rangka peningkatan pertanian seperti mendapatkan bantuan pupuk urea, pupuk organik dan pupuk cair, serta yang terakhir ini mendapatkan bantuan bibit jagung bisi 2 dari pemerintah.